Marriage Think

Menikah
Ketika kita mendengar kata menikah banyak fikiran yang muncul dikepala kita, terutama kebahagiaannya.
Siapa yang tidak bahagia ketika kita dipersatukan dengan seseorang yang sangat kita sayangai.
Menikah adalah impian dari setiap manusia khususnya wanita, tak ada wanita yang hanya ingin dipacari saja, iyakan?
Bicara menikah, haaaaah "menikah itu bahagia" "menikah itu ibadah" "menikah itu enak" "menikah itu seru" "ah pokoknya menikah itu menyenangkan" banyak sekali kalimat itu diutarakan oleh sebagian manusia.
Tapi faktanya, bagi saya menikah ituuuu...........
Ya saya perempuan yang masih / sudah berumur 23 tahun, banyak teman saya yang seumuran saya sudah menikah ada yang memang terlihat bahagia namun ada pula yang masih galau padahal iya sudah menikah dgn seseorang yang katanya saling menyayangi dan tak jarang pula ada yang kaget ketika menikah.
Tapi, kalau ditanya teman sudah siap menikah? Sudah punya calon? Mau target umur brp menikah? Ya banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul yang mungkin bagi sebagian org itu adalah momok yang sangat memyeramkam bahkan abstrak jawabannya.
Saya wanita berumur 23 tahun, bagi saya menikah dan bekeluarga itu bukan hanya sekedar memikirkan kesenangannya saja, bukan hanya memikirkan tentang 'berdua' nya saja. Justru menikah adalah saat nya memikirkan lebih dari sekedar dua orang saja.
Untuk saya mungkin menikah adalah salah satu jalan berat yang harus ditempuh oleh seseorang khususnya bagi wanita apalagi pria.
Ketika setelah menikah seorang wanita harus bahkan 'wajib' hukumnya melayani suami, menuruti suami, meminta izin ketika hendak bepergian kemanapun bahkan untuk sekedar bertemu dgn teman baik diluar atau didalam rumah, banyak kebiasaan yang harus dirubah.
Untuk saya, secara khusus saya belum siap menikah sangat belum siap, untuk saya masih sangat dini untuk menikah. Mengapa saya katakan seperti itu? Karna banyak sekali fikiran-fikiran yang membuat saya mengatakan 'nanti sajalah' atau 'senang-senang dulu lah' atau 'org tua dulu saja'.
Ketika saya melihat ibu saya sehari-hari saya hanya bisa mengatakan "ah blm sanggup" ya! Itulah yang saya katakan, knp seperti itu karna saya masih belm sanggup melayani 100% suami saya kelak.
Saya belum sanggup untuk memasak, bahkan memasak setiap hari disubuhari, siang hari dan malam hari. Saya belum sanggup mengurusi si sang suami apalagi ketika saat bulan ramadhan, saya harus bangun dinihari dan memasak an untuknya ketika sahur, walaupun pahala terus akan mengalir namun masih sangat terasa berat sekali.
Yang terpenting, ketika single hubungan kita dgn org tua tak ada batas namun ketika sudah menikah hubungan dgn org tua terbatas harus dgn ijin suami dahulu, padahal org tua kita sendiri, ahh masih terasa berat sekali.
Masih banyak fikiran lain yang membuat saya untuk lagi-lagi berkata 'nanti sajalah'.
Memang sebagian org berfikiran tidak boleh bagi wanita mengatakan seperti itu apalagi dilingkungan yang masih bisa dikatakan jadul, mereka banyak berfikir anak seumuran saya kok belum menikah, atau bisa dibilang tidak laku-laku. Tp lihatlah lagi banyak wanita muda yang menikah namun ujunya perceraian bahkan diabaikan itulah akibat ketika kita belum siap lahir batin untuk menikah namun memaksakan untuk menikah diusia dini padahal blm tau apa itu arti menikah sesungguhnya.
Syukurlah saya tidak pernah didesak bahkan ditanya-tanyakan menikah oleh org tua saya dan bersyukurlah saya tak ada yg memaksa untuk menikah dlm waktu dekat mengingat saya juga msh single hehehe.
Single menyenangkan karna kita masih bebas melakukan apa saja dan dgn siapa saja.
Yes! I am free to be single now, i still enjoy my single status.
Tak usah terlalu terburu-buru untuk menikah, tak usah takut tidak laku toh semua takdir sudah dituliskan. Santai sajalah jgn dibawa takut ga laku-laku hehe.

And i think mariage is the big decission for a woman! So thinking so deeply before mariage!

Dan akhirnya saya mengatakan,
"Ya saya akan dan mau menikah tapi nanti"

Sincerely, Me woman 23th years old!